Sabtu, 10 September 2011

Agama Abrahamik atau Samawi.

Agama Abrahamik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik -- yang sering pula disebut sebagai agama samawi -- adalah setiap agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama dan yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim ("Bapak/Pemimpin banyak orang" Bahasa Ibrani אַבְרָהָם ("Avraham") Bahasa Arab ابراهيم ("Ibrahim"), seorang leluhur yang kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama, dan sebagai seorang nabi di dalam Al Qur'an dan juga disebut nabi dalam Kitab Kejadian 20:7.
Agama ini merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Kristen, Islam. Agama-agama Abrahamik mewakili lebih dari setengah [1] dari seluruh pemeluk agama di dunia. Namun demikian, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan gagasan-gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan atau Allah.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik. Dalam Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika monoteisme telah lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam rangkaian nabi-nabi, mulai dari Adam) dan karenanya sering dirujuk sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme padang pasir kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, tetapi bukan untuk agama-agama modern, dan sekarang istilah ini dianggap menghina.
Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama Abrahamik.
Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
  • Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
  • Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
  • Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi. Baha'i juga sering dianggap sebagai agama Abrahamik.

Pengantar

Di dalam Torah dan Al Qur'an, Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah (orang-orang Yahudi menyebutnya "Bapa kami Abraham"), dan dijanjikan banyak hal yang besar. Orang Yahudi, Kristen, dan Islam menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang Muslim juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui anaknya Ismail. Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman, dan niatnya untuk taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang sebagai pendahulu atau baying-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas Anak-Nya, Yesus. Dalam Islam, yang meyakini bahwa Ismail dan bukan Ishak yang dipersembahkan, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ismail dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah. Dalam Al-Qur'an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan pula seorang penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap Allah yang disebut Millah Ibrahim. Dalam Al-Qur'an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci tetapi tidak disebut sebagai Kitab Suci.

Tinjauan umum

Semua agama Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal dari) Yudaisme sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM. Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam lainnya yang kembali ke Israel dari pembuangan.
Meskipun menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme tidak menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris. Yudaisme menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah universal yang diharapkan diikuti oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks ini Rambam (Rabi Moses Maimonides, salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, "Mengutip dari para bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta." Karena perintah-perintah yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh lebih terinci dan berat daripada hokum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi biasanya mengatakan bahwa lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang baik daripada seorang Yahudi yang tidak baik, karenanya mereka tidak menganjurkan perpindahan agama. Yang umumnya terjadi, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme adalah mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di Amerika Serikat, jumlah orang-orang ini diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat pula Perpindahan ke Yudaisme.
Agama Baha'i memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan proselitisme. Malah hal ini dilarang. Orang-orang Baha'i memang menerima orang-orang yang pindah dari latar belakang segala agama dan etnis dan secara aktif mendukung orang-orang yang secara pribadi melakukan penelaahan tentang kepercayaan ini. Umat Baha'i mempunyai “perintis-perintis” dan “guru-guru keliling” khusus yang pindah ke wilayah-wilayah yang komunitas Baha'inya kecil untuk menolong memperkuat dan memperluasnya.. Para pemeluk agama lain sangat dihormati dan dalam banyak hal dipandang sebagai orang-orang yang secara spiritual atau rohani sejajar. Sementara umat Baha'is memandang hukum-hukum dan wahyu Baha'i unik, mereka tidak menghalangi para pemeluk agama lain dalam upaya spiritual mereka. Mereka juga menjadi pemimpin dalam berbagai upaya antar-iman.

Nabi Ibrahim menjadi Imam bagi seluruh Manusia

Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al Qur'an Surah 2:124)

Terjemahan Surat dari Nabi Muhammad SAW kepada Biarawan St. Catherine’s Monastery


TERJEMAHAN:

Ini adalah pesan dari Muhammad ibn Abdullah, sebagai perjanjian bagi siapapun yang menganut Kekristenan, jauh dan dekat, bahwa kami mendukung mereka.

Sesungguhnya saya, para pelayan, para penolong, dan para pengikut saya membela mereka, karena orang-orang Kristen adalah penduduk saya; dan karena Allah! Saya bertahan melawan apapun yang tidak menyenangkan mereka.

Tidak ada paksaan yang dapat dikenakan pada mereka.

Sekalipun oleh para hakim-hakim mereka, maka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka maupun dari para biarawan-biarawan mereka, maka akan dikeluarkan dari biara mereka.

Tidak ada yang boleh menghancurkan rumah ibadah mereka, atau merusaknya, atau membawa apapun daripadanya ke rumah-rumah umat Islam.

Jika ada yang mengambil hal-hal tersebut,maka ia akan merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Rasul-Nya. Sesungguhnya, mereka adalah sekutu saya dan mendapatkan piagam keamanan melawan apapun yang mereka benci.

Tidak ada yang dapat memaksa mereka untuk bepergian atau mengharuskan mereka untuk berperang.

Umat Islam wajib bertempur untuk mereka.

Jika ada perempuan Kristen menikahi pria Muslim, hal ini tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan perempuan itu. Dia tidak dapat dilarang untuk mengunjungi gerejanya untuk berdoa.

Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dilarang memperbaikinya dan menjaga perjanjian-perjanjian sakral mereka.

Tidak ada dari antara bangsa (Muslim) yang boleh tidak mematuhi perjanjian ini hingga Hari Akhir (akhir dunia).

Pada tahun 1517, piagam asli diambil oleh Sultan Selim I dari Turki dan saat ini berada di Musium Topkapi di Istanbul, akan tetapi Sultan memberikan salinan atas piagam tersebut kepada para biarawan, dan melegalisir isi piagam tersebut.

Dari koleksi besar gulungan kuno dan modern yang diawetkan di perpustakaan biara, jelas bahwa Perjanjian Nabi, apakah asli maupun salinan, memberikan hak dan perlindungan bagi umat Kristen.

Video piagam tersebut dapat dilihat disini:
PROPHET MUHAMMED’s Letter to the Monks of St. Catherine Monastery from Haqqani OSMANLI on Vimeo.
Dicopy paste darri facebook.

Rabu, 07 September 2011

Nama Allah YEHUWA dalam Tradisi Yahudi.

"Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. (Kel. 20:7)
Nama Allah Israel (YHWH) merupakan nama yang ditemukan kurang lebih 6800 kali dalam perjanjian lama. Nama tersebut mungkin dulu diucapkan YAHWEH, tetapi menurut tradisi Yahudi nama yang mahasuci itu tidak boleh diucapkan mengingat untuk menghindari pelanggaran perintah ketiga sebagai mana tertulis di atas. oleh sebab itu, setiap kali terdapat kata YHWH orang Yahudi akan membacanya Adonay yang berarti Tuhan. Maka pada waktu para sarjana Yahudi membubuhi teks Perjanjian lama yang terdiri dari huruf-huruf mati dengan tanda vokal, kata YHWH dibubuhi dengan tanda baca dari kata Adonay, sehingga mengakibatkan penerjemahan yang salah atas nama YHWH terutama dalam alkitab terjemahan Bahasa inggris dan daerah, misalnya JEHOVAH dalam bahasa Inggris, dan JAHOWA dalam bahasa Batak.

Dalam beberapa buku ilmiah nama itu memang disebut Yahweh, tetapi hampir semua terjemahan Alkitab (terutama Perjanjian lama) mengikuti tradisi Yahudi dengan menerjemahkan kata YHWH sebagai TUHAN (=Adonay; dalam bahasa Yunanu Κύριος, bahasa inggris LORD). Biasanya huruf besar dipergunakan untuk membedakan terjemahan YHWH dengan Adonay yang juga diterjemahkan sebagai Tuhan.

Jadi perlu dibedakan ketiga kata yang terpenting dalam menyebut nama Tuhan Allah dlam perjanjian lama yakni:
  • YHWH           adalah nama Allah Israel, yang diterjemahkan TUHAN dalam bahasa Indonesia.
  • Adonay           adalah gelar (sebutan) yang cocok untuk Allah, yang di terjemahkan Tuhan dalam      bahasa indonesia.
  • Elohim            adalah jenis eksistensi yang ilahi, dan kata itu menyatakan bahwa Dia "Allah", bukan manusia, malaikat atau makhluk lain.
*sumber: Pengantar Bahasa Ibrani, BPK Jakarta.

Selasa, 06 September 2011

Agama, Kasih dan kebencian

  • "Perang-perang agama cenderung lebih ganas. Jika orang memperebutkan suatu daerah demi keuntungan ekonomi, mereka akan mencapai satu titik ketika pertempuran tidak lagi menguntungkan dan kemudian berkompromi. Jika penyebabnya adalah agama, kompromi dan perdamian dianggap jahat."-Roger Shinn, dosen etika sosial, Union Theologycal seminary, New York.
  • "Manusia rela bertikai, menulis, berperang, dan mati demi agama; berbuat apa saja kecuali hidup sesuai agama.... Apabila agama yang sejati mencegah satu kejahatan, agama-agama palsu membuat dalih untuk seribu kejahatan."-Charles Caleb Colton (1825).
  • "Ada cukup banyak agama untuk membuat kita saling membenci, tetapi tidak cukup banyak untuk kita saling mengasihi."-Jonathan Sift (1667-1745)
  • "Tidak ada hal lain kecuali keyakinan agama yang membuat manusia melakukan kejahatan dengan total dan riang."-Blaise Pascal (1623-1662)
  • "Tujuan sebenarnya agama yang lebih luhur adalah untuk menyebarkan petuah rohani dan kebenaran yang menjadi intinya kepada sebanyak mungkin jiwa, agar setiap jiwa itu mampu memenuhi tujuan sejati manusia. Tujuan itu adalah memuliakan TUHAN dan menyenangkan Dia selama-lamanya."-Arnold Toybee, sejarawan.
*sumber: Pencarian manusia akan Allah, terbitan Saksi-saksi Yehuwa.